12 Mar 2021

Koas Stase Bedah

Koas merupakan salah satu fase di dalam hidup gw yang gw rasa sangat berdampak pada kehidupan gw sekarang. Yaiyalah. Soalnya gw ngejalanin koas sendiri selama sekitar 2 tahun lebih dikit di rumah sakit pendidikan setelah 3,5 tahun belajar di kampus. Dimana saat-saat koas itu gw habiskan dengan banyak berinteraksi dengan pasien-konsulen-perawat-konsulen-pasien-perawat-koas-staff rs-sekretaris SMF-konsulen-pasien-pasien-konsulen dan sesama koass sambil bercucuran keringet nangis darah.

Buat yang belum tahu, jadi koass ini adalah masa pendidikan profesi setelah mendapatkan gelar sarjana kedokteran di FK. Jadi sebelum terjun ke rs sebagai koas, mahasiswa FK harus menyelesaikan studi pre-klinik dulu di kampusnya, menyelesaikan skripsi, lulus uji kompetensi OSCE-SOCA, dan mendapatkan gelar S.Ked. Habis itu baru bisa mulai pendidikan klinik di RS sebagai koass.

Figur 1.1  Ilustrasi saat OSCE
Koass ini ditempuh selama kurang lebih 2 tahun (kalau lancar) dan tergantung kurikulum koas universitas FKnya juga. Jadi dalam 2 tahun itu kita terbagi ke dalam beberapa stase yang di dalam masing-masing stase kita belajar ilmu yang berbeda-beda. Contohnya stase mata, THT, penyakit dalam, obgyn, anak, dan lain-lain. Kalo di kampus gw, masing-masing stase biasanya ditempuh dalam waktu 1 bulan untuk stase minor (mata, kulit, THT, dsb), dan 2,5 bulan untuk stase mayor (IPD, Obgyn, Anak, dan Bedah).

Tentunya, masing-masing stase ada target kompetensi dan standar kelulusan yang harus tercapai sebelum stasenya selesai, masing-masing stase ada ujiannya, dan dosennya disini kita langsung berhubungan sama konsulen (dokter spesialis) yang akan ngasih nilai ke kita. Yang nggak lancar gimana? Kalau yang dimaksud nggak lancar itu yang harus mengulang stase karena nggak lulus. Bisa nggak lulus ujian, target kompetensinya nggak tercapai, kurang tindakan, atau bahkan yang paling penting yaitu masalah attitude. Bisa? Oh sangat bisa dan banyak yang ngalamin.

Setelah selesai menempuh koass, maka mahasiswa FK selanjutnya harus mengikuti UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia) yang diadakan beberapa kali dalam setahun. Di UKDI ini mahasiswa FK yang akan menjadi dokter akan diberikan soal tertulis (100an soal) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination), kayak ujian prakteknya gitu, kita dikasih simulasi soal dan simulasi pasien. Dari hasil ujian tertulis dan OSCE UKDI inilah nanti mahasiswa FK akan dinyatakan layak/tidak layak untuk lulus menjadi seorang dokter yang menyandang gelar "dr.". Bisa nggak lulus UKDI? Bisa banget. Banyak mahasiswa kedokteran yang harus retake UKDI karena gagal di UKDI sebelumnya. Bisa berkali-kali bahkan ada yang sampe kurleb 8x retake UKDI baru lulus. Jadi memang untuk menjadi seorang dokter, ujian dan standar kompetensinya itu nggak main-main.

Cuma ngetiknya aja gw udah puyeng. Hueh.

Nah ceritanya kali ini gw mau menceritakan pengalaman gw selama menjalani hari sebagai koas bedah di salah satu RS pendidikan. Stase bedah merupakan salah satu stase yang jadi momok di kampus gw. Stase ini bisa dibilang adalah salah satu stase yang tercapek, ter-nggak-tidur, tertegas, terserem, dan tersulit yang gw rasakan selama koass, dan karena satu dan lain hal kesalahan gw, gw harus ngulang stase bedah lagi. Jadi temen-temen gw bedahnya cuma 2,5 bulan, gw jadi 5 bulan. Ntaps.

Jadi selama 10 minggu di stase bedah ini, setiap minggu terbagi-bagi lagi menjadi mini-stase yang kita sebut sebagai box. 1 box isinya 2-3 orang koass sebagai teman sekelompok. Contohnya box bedah umum, box bedah digestif, box bedah vaskular, box bedah anak, box bedah saraf, box bedah plastik, box bedah tulang (orthopaedi), box urologi, dan box bedah onkologi. Tapi dari semua box itu secara umum ada beberapa kewajiban koas yang harus dikerjakan. Mari kita jabarkan satu-satu:

1. Follow Up Pagi

Follow up pagi ini sebenernya bisa dibilang follow up subuh/dini hari sebenernya. Soalnya jam 7 pagi tepat kita udah harus ngirim hasil follow-up pasien se-RS yang termasuk ke dalam pasien di box kita. Jadi misalnya kalo kita lagi di box bedah digestif ya semua pasien bedah digestif itu harus kita follow up dan laporkan hasil follow upnya pada jam/sebelum jam 7 pagi tepat. Ga boleh telat.

Jadi kita datengin satu-satu pasien yang lagi dirawat di bangsal/HCU/ICU/ICCU yang juga dirawat oleh konsulen bedah terkait mengenai keadaannya, keluhannya saat ini, pemeriksaan yang ditemukan, dan rencana terapi/tindakan selanjutnya. Tapi masalahnya adalah pasiennya bisa puluhan dan kita harus datengin pasien itu di masing-masing gedung. Kita harus periksa masing-masing bangsal buat ngecek adakah pasien bedah anu di bangsal tersebut. Kadang ada pasien yang baru masuk yang ternyata kita skip/miss wah itu jadi masalah besar pas nanti kita lagi ikut visite konsulen.

Totalnya ada 5 gedung dan belasan ruangan/bangsal (mungkin lebih) yang kita harus periksa dan semuanya itu harus kita laporkan ke konsulen sebelum jam 7 pagi. Meskipun koassnya ber-3 dalam satu kelompok tetep aja kita harus mulai sebelum subuh atau maksimal setelah solat subuh kita udah harus follow up pasien. Kalo sebelumnya kita liat kayaknya pasiennya yang dirawat lagi banyak, nggak jarang gw harus mulai follow up pasien jam 2 atau jam 3 pagi.

Sampe-sampe perawat bangsal suka nanya "dok, lagi jaga malem?" "nggak kak, ini lagi follow up pasien" "rajin bener dok" "hehehe". Meskipun gw dibilang rajin tapi kalo follow upnya nggak kelar ya disemprot juga lah. Tergantung tipe orangnya sih sebenernya, temen gw ada yang bisa follow-up cepet ada yang lama. Nah gw tipe yang kalo follow-upnya kesiangan langsung panik wkwk

Setelah lapor follow up, selanjutnya adalah sesi berdoa supaya tidak ada pertanyaan macam-macam dari konsulen mengenai pasiennya yang kita nggak tau/belom dicatet/lupa nggak keperiksa. Kalo laporannya cuma di-read aja alhamdulillah aman. Pas liat ada tulisan "... is typing" disitulah ayat-ayat suci mulai secara lantang dikeluarkan.

Oiya, bedah pertama gw setim ber-3 koasnya. Tapi pas gw ngulang bedah buat yang kedua kalinya gw setim cuma ber-2 dan COBA DIBAYANGKAN YA MANTAPNYA SEPERTI APA wkwkwk

2. Ikut Poli Konsulen

Di hari dimana konsulen ada jadwal poli ini bisa dibilang adalah saat-saat dimana sebagai koas bedah sini untuk nyolong-nyolong istirahat. Biasanya tugas koas pada saat ikut poli adalah ngambilin status pasien, bukain status pasien, manggilin pasien, dan kalau lagi hoki bisa sekalian diajarin teori/tindakan sama konsulennya. Disini biasanya saat-saat kita lagi teler-telernya dan bisa nyolong-nyolong tidur sambil berdiri. Kadang ada juga yang sampe ngorok sambil berdiri dan sampe diliatin konsulennya dan disuruh keluar buat cuci muka. Beneran deh.

Disini sebagai koas kita akan berdiri mulai dari poli dimulai sampai poli selesai. Jadi sehabisnya pasien aja. Kadang bisa 3-4 jam, kadang bisa sampe sore banget, kadang bisa sampe malem. Tergantung pasiennya. Di poli banyak yang bisa dipelajari dari interaksi konsulen dengan pasiennya. Kadang jadi tanpa sadar mengambil sebagian "gaya" konsulen buat dipake kita saat anamnesis ke pasien.

Yang agak mengerikan kalau misalkan tiba-tiba di tengah poli itu kalau kita ditanya pertanyaan yang bener-bener nggak terduga, dan kita nggak bakalan bisa jawab tentunya wkwk. Biasanya kalo udah begitu kita cuma bisa diem di belakang, nunduk, terus sambil pura-pura mikir padahal mah sebenernya ngantuk mau tidur. Siklus tersebut diulang selama beberapa kali sampai poli selesai.

3. Ikut Visite Konsulen

Nah setelah kita selesai poli, biasanya kita bakalan diajak visite sama konsulen ke pasien-pasien yang ada di bangsal. Artinya kita bakalan muter-muterin gedung se-RS buat nengokin pasien-pasien beliau yang lagi dirawat. Artinya lagi, catetan hasil follow-up kita akan diuji pada saat ini. Jumlah pasien, diagnosis, keadaan pasien, keluhan, terapi yang lagi dijalanin, rencana selanjutnya, rencananya udah dilakukan atau belum, dst, dst akan ditanyakan kebenarannya oleh konsulen.

Tugas kita pada saat lagi visite adalah ngekor di belakang konsulen sambil menginfokan pasien mana aja yang akan divisite, di gedung apa aja, lantai berapa, ada berapa, pasien dengan diagnosis apa, dan rute yang kita pilih akan menentukan jalannya konsulen. Artinya artinya, jangan sampe bikin konsulen bolak-balik gedung karena ada pasien yang kelewat. Artinya artinya artinya, kalo ada yang kelewat atau miskom atau misinformasi atau perbedaan antara kondisi pasien saat follow up dan saat divisite, dan ada hal yang harusnya kita tau tentang pasien tapi nggak tau, HAMSYONG. Dah gitu aja.

Oiya, jangan lupa bukain pintu, pencet tombol lift, entertain-entertain, tanya-tanya dan belajar-belajar langsung dengan konsulen adalah disini saatnya... kalau siap untuk ditanya balik dan kalau masih bisa fokus dan melawan rasa kantuk + lelah. Kalau nggak biasanya kita akhirnya cuma bisa nanya seadanya sambil berdoa dalam hati nggak ditanya yang macem-macem. Wkwk

Kalau waktu visite lancar dan selesai visite tidak ditambahkan semprotan dari konsulen, biasanya sih kita langsung sujud sukur di mesjid RS. Iya, stase bedah disini memang sangat mengingatkan kita akan Allah SWT dengan segala ampunan dan pertolongannya yang tidak terduga.

4. Ikut OK Konsulen

Sekarang OK. OK (baca: o-ka) atau singkatan dari Operatie Kamer yang bahasa kerennya disebut Kamar Operasi. Disini artinya kita ikut jadwal operasi konsulen bedah yang lagi kita ikutin. Setiap jadwal operasi beliau kita wajib ikutin. Kalau operasinya ada 4, ya 4-4nya kita ikut sampe selesai. Kalau ada 8 ya 8-8nya kita ikut. Kalo operasinya besar sampe sore atau malem, ya ikut sampe kelar pokoknya.

Disini tugas koas adalah mengobservasi tindakan operasi yang dilakukan oleh konsulen. Memang bukan semuanya kompetensi dokter umum yang akan kita lakukan nantinya, tapi dari OK ini kita bisa melihat teknik-teknik dasar bedah yang dilakukan oleh konsulen kita yang udah super-duper-master ini. Kalo hoki, kita biasanya diminta untuk jadi ASOP (Asisten Operator) yang tugasnya adalah memberikan alat, megangin alat, megangin traksi, megangin alat suction.. kadang make juga sih suctionnya, dan megangin macem-macem yang lainnya terutama megang nyawa sendiri biar nggak melayang karena saking tegangnya. Wkwk

Eh jangan salah, ngasih alat dan megang-megang alat ini pekerjaan yang sangat penting pada saat operasi. Tujuannya adalah untuk memastikan operasi berjalan lancar, cepat, dan smooth. Jadi tugas pemegang alat adalah selalu alert kapan dokter operator akan membutuhkan alat yang kita pegang dan kita harus dengan cepat memberikan alat tersebut. JADI GABOLEH BENGONG APALAGI TIDUR. BISA DIMAKAN KAMU. AUM.

Buat yang suka bedah, ini seru sih, dan sangat banyak ilmunya disini. Yang nggak enak disini adalah pertanyaan konsulen yang bisa macem-macem dan ya harusnya kita emang baca dulu kasusnya sebelom ikut OKnya jadi kalo ditanya kita bisa jawab dikit-dikit. Tapi gw nggaak soalnya gw lebih milih tidur daripada baca buku. Capek euy, suer. Wkwk

Oiya di ruang OK ini juga sering disetelin musik-musik pilihan, biasanya sih playlist dokter operatornya atau kadang-kadang dokter anestesi atau penatanya. Tujuannya biar operasinya berjalan tidak boring, menjaga konsentrasi, dan biar asik gitu ruang OKnya. Tapi tidak bagi koass karena lagu yang diputar di ruang OK saat itu akan tersimpan di dalam alam bawah sadar dan susah untuk dihilangkan.

Sebagai contoh, lagu-lagu Metallica akan selalu mengingatkan gw sama operasi carsinoma mammae dan lagu Charlie Puth yang Attention sampe sekarang kalo gw denger pasti langsung keingetan sama Morbus Hirschprung dan step-step pembuatan Colostomy serta muka konsulen gw waktu gw ditanya gabisa jawab. SAMPE SEKARANG. .___.

Ah iya, jangan lupa juga untuk follow-up pasien post-operasi dan pre-operasi untuk keesokan harinya dan dilaporkan ke dokter operatornya ya.

5. Jaga Malam

Jaga malam di stase bedah ini berbeda dari jaga malam di stase-stase lain. Bedanya adalah jaga malam disini koass dituntut untuk mandiri dan banyak sekali tindakan terutama menjahit-jahit. Jahit luka ya, bukan jahit baju. Setelah lelah follow-up, ikut poli atau OK, visite pasien, kita berharap kita bisa pulang ke rumah/kosan, makan makanan warteg yang mengenyangkan perut, dan bertemu dengan kasur yang sangat lembut untuk beristirahat TAPI TERNYATA TIDAK SEMUDAH ITU FERGUSO.

Jaga malam di stase bedah dimulai dari pukul 16.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi. Jadi sekitar 14 jam jaga malem dan itu dimulai tepat setelah kegiatan pagi berakhir. Buat yang kebagian jadwal jaga malam itu, harus langsung siap-siap buat ganti baju jaga dan jaga di IGD sampe besok paginya. Dalam 1 hari ada 6 koass yang jaga malam. Banyak ya orangnya? Iya, tapi tugas dan pasiennya juga banyak banget.

Tugas koass pada saaat jaga malam di stase bedah ini adalah jaga IGD, dan kalau ada pasien-pasien yang termasuk pasien bedah, maka kita harus mengisi assessmen awal pasien bedah, anamnesis, pemeriksaan fisik, lalu lapor ke residen bedah atau langsung ke konsulen yang jaga malam itu, kemudian tunggu instruksi dari residen atau konsulen, lalu kita kerjakan semua instruksi pasiennya sampai selesai.

Contoh, kalau ada pasien dengan luka robek, kita anamnesis awal, pemeriksaan fisik, lalu foto lukanya. Laporkan. Tunggu balasan. Kalau disuruh jahit, ya kita jahit luka, rawat luka, kasih salep, tutup pake perban, selesai. Itu 1 pasien. Nah kebetulan kalau lagi jaga malam paling sedikit pasiennya itu 10 dan instruksinya kadang berat-berat karena memang RS pendidikan ini termasuk RS tipe A jadi rujukan pasien dengan keluhan yang berat banyak. Kalau lagi hoki pasiennya bisa 24-30an orang dalam satu malam. Muehehe

Eniwei, pasien yang masuk sini juga kadang butuh operasi darurat atau kita bilangnya CITO. Nah kalo ada pasien operasi cito, koass harus mempersiapkan persiapan operasinya mulai dari terapi awal (konsul dulu ya) sampai konsul-konsul toleransi operasi ke dokter-dokter spesialis lainnya yang harus cepat dikejar supaya operasi bisa langsung segera dilakukan. Iya harus segera! Namanya juga cito. Dan harus ada koass yang ikut operasi cito malam itu. Tugasnya? sama kayak tugas di OK konsulen kurang lebih.

Mabok mabok dah lu.

Tapi jaga malam di bedah ini salah satu yang paling banyak ilmunya. Soalnya disini koass jadi belajar buat mandiri, pegang pasien sendiri (dengan supervisi tentunya), sampai melakukan tindakan sendiri. Ya pasang infus, NGT, kateter, jahit dari yang kecil sampe yang luebar banget, dan lain-lain.

Sambil liat jam, kita ber-6 biasanya serius banget nungguin jam dinding itu tiba-tiba udah di angka 4 pagi atau 5 pagi gitu. Istirahat? Enak aja, jangan lupa FOLLOW UP pasien bangsal. Hahahahaha

Figur 1.2 Orang lagi betulin mobil

6. Ujian Bedah

Oiya jangan lupa nih, sebagai koass bedah kan kita masih status mahasiswa, jadi pasti harus melakukan ujian, nggak terkecuali juga di stase bedah ini. Ujian di stase bedah sini ada dua. iya, DUA. Ada ujian mayor dan ujian minor.

Ujian mayor ini seperti ujian pasien pada umumnya. Kita dikasih kasus pasien (biasanya yang mau operasi) terus kita ambil data awal sebelum operasi dan GA BOLEH LIAT STATUS, terus kalo jadwal OKnya bisa kita ikutin (baiknya sih) kita ikutin, terus follow-up sesudah operasi. Abis itu kita bakal dikasitau siapa konsulen penguji kita dan kita ujian sama beliau dengan pasien yang udah kita ikutin tadi. Kita presentasiin pasiennya dari A-Z terus ditanya-tanya seputar ilmu bedah dan lainnya. Kalo bisa jawab, bagus. Gabisa jawab? Bisa dikasih PR, bisa disuruh ngulang, bisa nggak lulus. Huhu

Kalo ujian minor ini kita praktek bedah minor langsung. Bisa macem-macem kasusnya bisa dari sirkumsisi (sunat) atau pengangkatan mata ikan, atau yang paling sering sih lipoma. Pasiennya adalah pasien sukarela yang mau dilakukan tindakan secara gratis, kemudian kita lakukan tindakannya dengan supervisi dari konsulen penguji kita. Kita lakukan A-Z, dari nge-belek pasiennya sampe tutup jahit lagi sendiri. Abis itu presentasiin lagi kasus dan pasiennya sama konsulen penguji dan ditanya-tanya. Dah, kelar.

Ujian minor dan mayor harus dilakukan dua-duanya tanpa kecuali ya.

Oiya selain ujian juga, setiap koass harus presentasi 1 kasus pasien, 1 referat, dan 1 journal reading dengan konsulen yang sudah ditentukan. Iya. Itu tugas wajib gaboleh ga dikerjain. Harus pokoknya kudu mesti ga mau tau. Wkwk

7. Dan Lain-lain

Selain hal-hal diatas, di stase bedah disini ada agenda khusus yang dilakukan setiap malem Jum'at yaitu bermain futsal bersama konsulen-konsulen bedah. Kayaknya sih maksudnya biar badan kita tetep fit dalam menjalani tempaan demi tempaan di stase bedah ini. Futsal ini wajib diikuti semua koas bedah tanpa kecuali dan kalo ga bisa ikut harus ada ijin resmi. Tenang aja, lapangan futsalnya udah dibooking dan dibayarin sama konsulennya kok. Mantep kan.

Tugas kita sebagai koas bedah adalah harus menyiapkan lapangan terlebih dahulu, siapin seragam futsal, air minum untuk bersama, sambil menunggu konsulen dan residen-residen datang. Abis itu maen bareng deh. Seru, sih. Tapi buat gw yang emang nggak bakat maen bola dan lebih sering kesandung dibandingin masukin bola ke gawang serta dalam kondisi super capek dan super ngantuk jadi futsalnya berasa... ya udah aja gitu. Wkwk

Padahal kalo diinget-inget lagi saat futsal itu adalah saat-saat dimana kita bisa mendekatkan diri dan mengetahui lebih lanjut mengenai konsulen kita dan bisa dapet koneksi kenalan ke residen-residen bedah. Yaa, tapi itu kalo kondisi kita lagi nggak ngantuk, kepikiran tugas, kepikiran ujian, dan kepikiran kasur. Wkwkw

---

Figur 1.3 Setelah stase bedah

Ya jadi kayaknya itu sedikit-banyak kesan dan pengalaman gw selama menjalani koas di stase bedah. Tugasnya banyak, jam kerja yang panjang dan melelahkan, dan wow wow wow deh pokoknya. Tipsnya kalo dari gw sih selama menjalani koas di stase bedah selama 5 bulan itu adalah jalanin aja nggak dirasain. Kalo dirasain pasti bakalan terasa banget capek dan nggak kuatnya. Jalanin aja dan lama-lama nggak berasa udah di ujung stase dan udah harus ujian aja.

Tapi tetep berasa sih.

Tapi terlepas dari itu ilmu yang didapatkan banyak dan sangat berguna dan gw rasain sendiri setelah udah bisa praktek mandiri kayak sekarang.

Dah gitu aja yak. Wkwk

Makasih udah baca gaes, semoga bermanfaaat~

11 Mar 2021

Diet Diem-Diem Diet

Diem.

Iya, bentuk bakunya sih sebenernya diam, ya. Bukannya "diem". Tapi gw lebih suka aja pake diem. Biarin apah kan gw yang punya blog. Wkwk

Halo guys balik lagi sama gw Tiar disini dalam blog Baru Belajar Makan yang udah terbit sejak tahun 2008 dengan kualitas dan konsistensi update yang tentu saja sangat tidak menentu ini. Mumpung bulan ini dan bulan lalu gw lagi getol banget buat ngetik-ngetik apa yang ada di dalem kepala gw, meskipun kepala gw sebenernya lebih sering dikontrakin karena kosong. Tapi tenang, tetep full AC dan kamar mandi dalam.

Figur 1.1 Ilustrasi isi kepala Tiar

Oke, jadi sebenernya kali ini kita mau ngomongin apa? 

Jadi hari ini gw mau ngomel-ngomel. Wkwkwk

Beberapa waktu yang lalu saat gw buka Twitter gw nemu postingan yang sangat men-trigger ketenangan pikiran dan jiwa gw. Iye-iye bahasanya berat ye. Tapi bukan itu masalahnya. Setiap gw buka Twitter di sebuah hari yang indah, dimana matahari sedang bersinar terang-benderang, burung-burung sedang berterbangan berkicau hinggap kesana-kemari, bunga-bunga bermekaran, tawon-tawon menyengat-nyengat.. Pasti ada aja Twit yang bikin ribut dah. Nggak tau kenapa kayaknya orang-orang ini emang seneng bener ribut.. apa aja diributin. -_-)

Jadi Twit ini berisikan tentang sebuah tips diet yang diendorse oleh influencer. Emang, sekarang kalo kita nyari seabreg macem model diet di luar internet sana pasti bakal ketemua banyak banget jenis diet. Low calorie diet lah, Intermitten Fasting lah, Corbuzier diet lah, dan diet-diet lainnya. Tapi yang jadi permasalahan di Twit ini adalah bahwa si program diet yang dia promosiin ini sangat bertentangan dengan keilmuan mengenai gizi yang selama ini kita pelajari sodara-sodara. Bahkan beberapa klaimnya cenderung membahayakan kalau semerta-merta diikutin. Iya, sih, emang kalo bilang berat badan turun ya pasti bakal turun kalo diliat dari detil programnya. Tapi ya itu, membahayakan.

Heu'euh.

Jadi gw baca tuh, sepanjang thread membentang, dipaparkan oleh akun twitter yang penggunanya adalah seorang ahli gizi mengenai program diet tersebut. Jadi di program diet itu sehari makannya itu <500kkal dan nggak pake sayur dan buah. Gils. Dan udah banyak testimoni-testimoni dari orang-orang yang ngikutin diet tersebut bahwa setelah beberapa hari pake menu makan dari diet itu langsung nggak BAB berhari-hari dan bahkwan ada yang sampe dirawat di RS dengan berbagai macam kondisi. Parahnya ini di dalem buku ini mencantumkan juga nama dokter dan fotonya sebagai klaim bahwa diet ini didukung oleh dokter ybs. Aduh. Gw tepok jidat.

"Tapi kan jadinya berat badannya tetep turun drastis juga?"

Eh kompor mledug. Dengerin nih ye. Berat lu turun si bisa turun cepet, tapi jeroan lu juga ikutan turun. Bahaya sih ini, penurunan berat badan dengan cara diet yang sembarangan itu bisa membahayakan. Berdasarkan testimoni, yang masuk RS karena mengikuti program diet ini menyebutkan adanya penurunan elektrolit di dalem darah dengan kadar yang cukup banyak. Dan yang biasa punya sakit magh juga jangan ditanya, juga bakalan kambuh.

Figur 1.2 Hati-hati memakai kompor

Kalo boleh jujur, nih, ya. Selama gw sekolah kedokteran, ilmu gizi ini salah satu yang ternjlimet dan banyak itungannya. Banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membuat menu harian untuk satu orang pasien. Jumlah kebutuhan kalori per harinya, jumlah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Semua itu harus seimbang dan disesuaikan dengan kondisi pasiennya. Pasien dengan DM? menunya beda. Pasien dengan hipertensi? menunya beda. Pasien yang mau naik berat badan? Naiknya berapa kilo? aktivitas hariannya apa aja? Pasien mau nurunin berat badan? Berapa kebutuhan kalori hariannya? berapa target turun berat badannya dalam 1 minggu? Bagaimana mengatur menunya supaya fungsi tubuh tetap terjaga tapi pasien bisa mencapai berat badan ideal yang diinginkan? Banyak.

Jadi, ilmu gizi ini nggak semerta-merta asal plek, ketuplek-tuplek terus "eh, bisa nih gw bikin program diet, berat gw turun dengan cara-cara ini-anu-ini, bisa nih gw bikin program diet buat orang-orang di internet" nggak semudah itu ya Fernando. Nggak cuma ilmu gizi aja, sih, sejatinya semua bidang ilmu itu seperti itu. Kita harus bener-bener mempelajari ilmu tersebut dari ahlinya dulu, yang berpengalaman, baru kita bisa bicara mengenai ilmu itu. Dan tiap ilmu pasti ada kompetensinya masing-masing, dimana ada kompetensi, ada uji kompetensi. Jadi dalam keilmuan itu nggak ada yang asal-asalan ya guys. Nggak boleh asal-asalan.

Mungkin kita semua sering denger sebuah kata mutiara jaman dulu yang biasa ada di buku tulis SIDU waktu SD, bahwa "diam itu bau", eh. "Diam itu emas" maksud gw. Kalo gw perhatiin juga sebenernya waktu pelajaran Bahasa Indonesia waktu SD banyak kata-kata mutiara yang bagus-bagus, dan kalau kita pahami artinya setidaknya kita bisa belajar sedikit-banyak mengenai pelajaran hidup, norma-norma, dan tata krama di masyarakat yang akhir-akhir ini kayaknya udah banyak banget orang yang lupa/nggak tau/nggak peduli. Nggak tau kenapa, ya, mungkin udah banyak yang nggak pake buku SIDU waktu sekolah tapi pakenya buku CAMPUS. Tapi gw nggak tau juga ya gw cuma seonggokan orang yang suka ngetik blog.

Lanjut.

"Diam itu emas" ini kepake banget terutama kalau pas lagi koas dulu. Sayangnya, gw dari dulu itu orangnya emang suka sotoy dan nyerocos bae apa yang ada di mulut gw, padahal yang seperti gw bilang tadi kalo kepala gw masih belom ada yang ngontrakin. Nah, di koas harus dikurang-kurangin nih yang begini. Soalnya semakin lu nyerocos tanpa dasar yang jelas ya lu sama aja kayak gali kuburan sendiri. Semakin nyerocos akan semakin dalam, semakin dalam, semakin dalam, sampe akhirnya lu berubah jadi Romi Rafael di depan konsulen. Ya, siapatau aja gitu kan.

Di stase bedah, salah satu stase ter-capek, ter-gila, ter-nggak-tidur, ter-nunduk yang gw alamin dan gw rasain si "diam itu emas" ini kadang sering banget gw lupain. Ya akhirnya gw dikubur bareng-bareng seiring gw nyerocos. Sampe akhirnya salah satu konsulen gw ngebentak waktu gw lagi lapor pasien "KALO LU NGGAK TAU LU DIEM AJA! GW NANYA SAMA RESIDEN GA NANYA SAMA LU!". Gw kaget. Tapi nggak kaget juga sih, soalnya udah biasa. Tapi anggep aja gw kaget ya. Oke. Gw kaget.

Figur 1.3 Ilustrasi diam

Gw kaget soalnya gw waktu itu belom tidur 2 harian dan tiba-tiba konsulen gw teriak depan muka gw. Terus gw mikir. Iya juga yak. Gw kalo gatau mah diem aja, semakin gw ngomong bakalan semakin keliatan gobloknya. "Naah, gitu dong yar. Sadar juga akhirnya lu." kata temen gw dari kejauhan. Wkwk. Kampret. Tapi iya, berkat beliau ya gw jadi lebih sering mempraktikkan "diam itu emas" di dalam kehidupan perkoasan gw dan Alhamdulillah beberapa kali terselamatkan berkat itu. Wkwk

Intinya, gw rasa orang-orang di dunia maya dewasa ini udah jarang mempraktikkan ini. Karena ini juga lah, mungkin, banyak Hoax-hoax nggak bertanggung jawab di luar sana yang ujung-ujungnya cuma merugikan kita semua. Memang saat ini kita di dalam era yang bebas se-bebas bebasnya untuk mengeluarkan opini apapun bentuknya, tapi kalo yang disampaikan cuma sebatas opini, udah gitu opininya nggak bener, ngajak-ngajak lagi, parahnya banyak yang ngikutin pulak. Kan, jadinya bukan kebaikan yang tersebar tapi malah jadi merugikan banyak orang.

Menurut gw, orang yang bisa jadi influencer adalah orang yang beruntung dan memiliki rejeki lebih di bidangnya. Tapi alangkah lebih baiknya bahwa seorang influencer memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas yang dia influence-kan ke orang banyak, karena sebagai role model, seorang tokoh, tindakan, perbuatan, gerak-gerik, perilaku yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar akan dapat mempengaruhi banyak orang dan menimbulkan dampak yang besar.

Gitu deh pokoknya ya guys. Sekarang ini semua orang bisa menjadi siapa aja, bisa jadi apa aja, dan baik buruk itu gampang banget diputar balikkan. Jadi kita semua harus ekstra hati-hati dan selalu waspada ya.

Dah gitu aja deh ranting gw di postingan kali ini.

Stay safe, keep healthy! I'll see you on the next post ! :D

27 Feb 2021

Kentut

POSTINGAN BLOG MACAM APA INI!? WKWKWK

Eh, tunggu dulu.

Kali ini hal yang gw omongin ini tergolong penting, lho. Iya kalian nggak salah masuk blog kok. Eh, mungkin aja sih kalian salah masuk blog soalnya blog gw biasanya nggak ada yang baca. Tapi buat kalian yang udah terlanjur sengaja-ga-sengaja masuk ke blog gw ini karena.. entah mungkin kalian lagi iseng atau lagi gabut maenan Google terus nemu blog gw, atau karena sebenernya nyari informasi medis terkait masalah di daerah perut tapi malah ketemu shitpost blog gw. 

Pokoknya gw ucapkan selamat datang di blog gw yang sederhana ini! Maap, tapi blog gw nggak sedia masakan padang. Bukan sederhana yang itu maksudnya. 

Figur 1.1 Aq g diendorse :(

Oke, kita masuk ke inti pembahasan kita.

Hari ini kita bakal ngomongin tidak lain dan tidak bukan adalah sesuatu yang dapat membuat bulu hidung anda bergidik, atau membuat alis anda berkerut, mulut anda berkata hal-hal yang tak pantas diucapkan, dan anggota tubuh anda melakukan kekerasan terhadap pelakunya tanpa disadari. Ya. Kita akan berbicara mengenai... Kentut. (insert dramatic music here)

Kentut, atau kalau di daerah gw juga sering disebut buang angin, kalau di deket rumah gw ada juga yang nyebut dengan Flatus, kalau di daerah lain gw kurang tau ya. Kentut merupakan proses fisiologis tubuh saat mengeluarkan gas atau udara di dalam usus yang dikeluarkan lewat, ehm, situ. Iya anus atau dubur namanya gitu. Gas atau udara ini ada di dalam usus akibat dari proses makanan yang kita makan, fermentasi bakteri di dalam usus, dan sisanya udara yang nggak sengaja ketelen. 

Singkatnya, kalo gasnya udah banyak yang di dalam tubuh, ditambah dengan pergerakan usus kita yang membuat tekanan di dalam usus meningkat, ya harus dikeluarin dong biar nggak meledug di dalem. Hehe. Canda meledug.

Tapi serius. Meskipun bisa bikin orang sebelah mual, muntah, sampe pingsan-pingsan, kentut merupakan salah satu tanda bahwa organ pencernaan kita berfungsi dengan normal. Iya, jadi kentut merupakan suatu privilege yang kita, sebagai orang yang sehat, miliki namun terkadang sering luput untuk disukuri. Inget kata-kata gw: kentut is a privilege! Camkan itu

Terus kenapa hari ini gw niat banget buat bahas kentut? Jadi beberapa waktu yang lalu gw lagi scroll-scroll twitter dan liat-liat update-an tentang Covid seperti biasa, dan seperti biasa pula di antara akun-akun yang komen di twit seputar covid, pasti adaaaaa, adaaaa aja akun, entah termasuk buzzer atau bukan, pokoknya ada aja akun yang menyebarkan desas-desus, gosip, isu-isu, atau hoax seputar covid. Kurang lebih sih kayak gambar dibawah.

Figur 1.2 Tumben ini picturenya lagi bener

Karena gw nemunya udah lama dan waktu itu gw belom sempet ngeblog, jadi twit asli yang men-trigger gw buat ngeblog soal kentut ini nggak dapet ss-annya, padahal waktu itu pengen banget gw bales panjang lebar sayangnya karakter per twit dibatesin. Singkatnya, di twit itu kesannya dia bilang nggak mungkin orang cuma nggak bisa kentut aja meninggal, apalagi Covid pasti cuma akal-akalan aja. Tipikal covidiot gitu lah ya. Duh gatel gw pengen nanggepin panjang-lebar tapi nggak jadi. 

Lagian, gw punya rule tersendiri saat main twitter untuk menjaga kewarasan gw yaitu to not argue with stupid. Iye. Beneran deh. Gw pernah balesin orang yang kayaknya susah banget dibilangin dan gw udah ngabisin waktu berjam-jam buat ngejelasin ke dia tapi teteep aja nggak masuk. Jadinya capek sendiri. Akhirnya gw putuskan yasudahlah, semoga dia cepat dapat hidayah aja gitu deh udah. Majalah yang zaman dulu sering terbit tu judulnya "Hidayah" masi pada inget ga? Eh, oiya, sori jadi ngalor-ngidul.

Lanjoet.

Nggak bisa kentut merupakan salah satu gejala medis yang menandakan bahwa sistem pencernaan kita bermasalah. Kenapa? Karena salah satu yang bisa bikin kita kentut adalah pergerakan usus. Kalau kita nggak bisa kentut, harus dicurigai bahwa ada masalah di usus kita yang bikin si usus itu nggak bisa bergerak. Yang paling sering sih akibat adanya sumbatan di ususnya, atau hubungannya sama saraf-saraf yang ada di usus. Contohnya ileus obstruktif, ileus paralitik, gastroparesis, pankreatitis, perforasi gastrointestinal, peritonitis, dan penyakit-penyakit lainnya yang menyebabkan gangguan pada organ pencernaan. Banyak kan? Makanya jangan sepelekan kentut/nggak bisa kentut.

Bahayanya kalau sistem pencernaan kita nggak berfungsi ya kita nggak bisa makan, kemudian makanan-makanan yang udah ada di perut kita itu bisa nyangkut, mampet, dan di usus kita itu banyak bakteri-bakteri yang emang tugasnya buat memfermentasi makanan kita. Kalo barang yang harusnya dikeluarin itu nggak bisa keluarin, akhirnya akan menjadi masalah. Duh, gw lupa lagi patofis lengkapnya (kalo ketauan konsulen gw yang ngajarin udah digeplakin ini pala gw, maap ya dok nanti saya baca-baca lagi hehe). 

Ujung-ujungnya sih, bisa menyebabkan infeksi yang luas yang berasal dari masalah di usus kita itu tadi, infeksi yang luas bisa menyebabkan masalah di organ-organ yang lain dan akhirnya menyebabkan gagal multi-organ. Bahaya banget. Bisa mematikan.

Figur 1.3 Ilustrasi syahdu
Biasanya kalo ada masalah kayak gini, yang kita lakukan harus cepet-cepet dekompresi, keluarin gas-gas di dalem perut biar nggak kembung. Kembung tuh nggak enak banget loh, ya, rasanya. Coba bayangin itu perut isinya gas semua berasa kayak pengen tahak atau kentut tapi nggak bisa dan perut terasa makin besar dan makin kembung. Iya. Sakit itu rasanya. Jadi dikompresi.

Dipasang selang NGT kita bilangnya (cari aja di google kayak gimana selangnya), dari idung masuk sampai ke lambung. Selama itu pasien juga harus puasa, ga boleh makan apa-apa, kalo dimasukkin makanan bakalan tambah sakit soalnya. Dan biasanya, dibutuhkan tindakan bisa sampai operasi besar. Cuma buat biar bisa kentut. Kan.

Hal lain juga kayak abis operasi misalnya, tapi itu sih karena efek obat biusnya, makanya sering orang yang abis operasi ditanya udah kentut atau belum, karena kalau sudah bisa kentut berarti obat biusnya sudah habis masa kerjanya di usus dan sistem pencernaan kita udah siap buat bekerja kembali, tapi harus bertahap biasanya dimulai dari yang cair-cair dulu, lunak, abis itu baru makan biasa. Tapi tergantung kondisi masing-masing orang, lho, ya.

Kalo masalah "dinyatakan covid", itu gw juga ada bahasannya tersendiri tapi nggak disini karena bahasannya juga pasti bakalan panjang. Hehe

Gw cuma pengen yang terlanjur baca postingan blog gw hari ini, jadi seenggaknya tahu sedikit-banyak bahwa kentut ini bukan masalah yang bisa disepelekan begitu saja. Emang sih, bau, tapi bau itu menandakan bahwa organ penceranaan kita masih sehat dan siap untuk bekerja menyerap nutrisi sari-pati makanan-makanan yang kita makan. Tapi tetep kalo kentut jangan sengaja banget di depan muka orang ya, apalagi di depan muka calon mertua. Apalagi sambil cengar-cengir terus bilang "tuh kan aku sehat lho" terus joged-joged. POKOKNYA JANGAN.

Ehem.

Oke.

Makasih banyak ya guys buat yang udah baca postingan blog gw kali ini sampe abis. Semoga postingan gw kali ini sedikit banyak memberikan manfaat ya guys. Terutama buat gw sendiri sih, jadi review-review lagi dan mengingat-ingat masa kelam kegoblokan gw pas koas. Wkwk

Akhir kata, jangan lupa buat selalu ingat pesan gw: Kentut is a privilege!

Sekian. Dadah.

Kenapa gw suka Isekai?

Isekai dalam bahasa Jepang bisa kita bilang sebagai "dunia lain". Termasuk salah satu genre di dalam kategori light-novel dan juga manga yang akhir-akhir ini juga banyak yang udah diadaptasi jadi anime dan judulnya bermacam-macam tentunya, terkadang abstrak. Saking abstraknya judulnya biasanya berupa paragraf yang panjang banget dan akhirnya para penggemarnya menyebut judulnya dengan disingkat.

Contoh:

"Kono subarashii sekai ni Shukufuku o! (この素晴らしい世界に祝福を!)" akhirnya cuma disebut "Kono Suba" atau "Re:Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu (Re:ゼロから始める異世界生活)" yang akhirnya cuma disebut "Re:Zero", dan yang lainnya. Kenapa? Simple: SOALNYA KEPANJANGAN.

Kalo ngambil dari Wikipedia, definisi isekai sebagai berikut:

Isekai (異世界, "dunia berbeda") adalah subgenre dari novel ringan, manga, anime, dan permainan video Jepang. Pada awalnya isekai termasuk genre "Fantasy" namun seiring dengan perkembangan dan mulai ramai bermuculan Light Novel & manga yang bertemakan Isekai dari tahun 2017 sampai sekarang maka genre isekai pun muncul dan sering dijumpai web-web baca online. genre ini memang betul belum di angap sebuah genre di jepang sendiri ini terjadi karena ke populeran LN, Anime & Manga bertemakan isekai.

Iya. Gw sekarang suka aja gitu ngambil quote-quote dari wiki atau penyedia definisi yang lainnya. Soalnya blog gw jadi keliatan banyak isinya padahal mah kadang quotenya berhubungan tapi seringnya nggak ada hubungannya sama sekali. Biar keliatan kayka blog bagus aja gitu. Heheh

Figur 1.1 Ini bukan Isekai

Lanjut.

Ngomongin genre isekai, ini merupakan salah satu genre favorite gw buat manga ataupun anime. Awal gw suka genre isekai dan tahu adanya isekai dimulai setelah booming Sword Art Online atau yang dibilang orang-orang SAO. Mungkin sebenernya genre isekai udah ada lebih dulu dibanding itu, dan mungkin juga SAO nggak termasuk ke genre isekai karena sebenernya dia bercerita di dunia virtual, bukan dunia yang lain. Tapi gw jadi tau ada genre yang mirip-mirip ini karena gw suka SAO dan mencoba buat cari tau anime/manga lain dengan plot yang mirip-mirip dan JDER! Terbitlah gw suka isekai.

Selidik punya selidik ternyata SAO ini banyak juga yang nggak suka. Katanya, sih, plotnya terlalu klise karena tokoh utamanya - Kirito - terlalu IMBA dan mau gimanapun kita udah tau bahwa pada akhirnya si Kirito bakal menyelamatkan dunia gimanapun caranya dan mendapatkan banyak harem. Dan. Ya. Gitu. Deh.

Gw yakin, sih, sebenernya tetep banyak yang suka juga SAO dan anime/manga bergenre isekai lainnya. Pertanyaannya: kenapa sih gw suka banget sama genre isekai? Kenapa meskipun plotnya klise dan udah bisa ditebak endingnya tetep aja enak buat ditonton? Kenapa meskipun banyak cringe-nya juga tapi tetep aja ditonton? Kenapa kalo genre isekai protagonisnya kebanyakan pada akhirnya buka harem? Terus kenapa sih kalo gw makan pecel lele di pinggir jalan sering banget jadi mencret? eh.

Jawabnya, ada di ujung langit.

Bukan, deng.

Figur 1.2 Ilustrasi ujung langit

Menurut gw sendiri, genre isekai ini bisa jadi pelarian orang-orang yang membaca/menonton. Karena di genre isekai ini, biasanya sih, tokoh utamanya pasti akan punya kemampuan super yang membuat hidupnya menjadi lebih mudah. Entah kekuatan super lah, status super lah, nggak bisa mati lah, dan lain-lainnya. Pokoknya si tokoh utama ini biasanya di kehidupan aslinya dia nggak punya kemampuan apa-apa dan terdzolimi banget deh. Nah, pada saat dia pindah ke dunia lain (biasanya ditabrak ama trek dulu) dia dikasih kemampuan super dan selanjutnya di kehidupan yang barunya ini akhirnya dia jadi seseorang yang keren banget. Jadi kehidupannya berubah 180 derajat. 

Mungkin ini juga yang akhirnya dirasakan oleh para pembaca/penonton, karena kita menginginkan hal yang sama. Mungkin saat ini kita sedang di masa-masa yang sulit dan memerlukan sebuah keajaiban dimana kita bisa mendapatkan sebuah kekuatan super. Kan enak gitu kalau tiba-tiba kita bisa baca pikiran orang lain, bisa punya kekuatan super kayak mengendalikan elemen kayak avatar Aang gitu, bisa menghasilkan duit sendiri, atau bisa punya pohon duit gitu kan enak ya. Hehehehe.

Yah, namanya juga ngarep.

Tapi dari semua isekai yang gw liat, salah satu syaratnya ya harus nggak hidup dulu di dunia yang sebelumnya. Dengan kata lain biasanya si orang yang ter-isekai ini nggak bisa balik lagi ke dunia asalnya, atau mati dulu, mokad, is dead, metong, dan sebutan lainnya. Jadi yang gw perhatikan disini sebenernya tema lebih besarnya lagi adalah mengenai reinkarnasi, atau kepercayaan yang bilang bahwa setelah orang meninggal, jiwanya akan hidup kembali sebagai orang yang berbeda entah di mana dan entah kapan. Buat sebagian banyak orang-orang di tempat genre isekai ini berasal, reinkarnasi ini sangat ngetop dan rata-rata orang percaya bahwa setelah mereka meninggal kemungkinan roh mereka akan menjalani reinkarnasi ini. Kurang lebih gitu.

Jadi percaya nggak percaya, ini sih tergantung kepercayaan masing-masing. Kalo gw sih lebih percaya kalo orang yang udah mati pasti jasadnya nggak bakalan bisa ngupil lagi. Percaya, deh.

Sejauh kita memandang dunia mengenai per-isekai-an ini, kita harus tetap kembali lagi ke kehidupan kita yang sebenarnya. Dimana kita semua masing-masing hanyalah seorang manusia biasa - yang apapun pekerjaan, pendidikan, profesi, dan statusnya - yang pasti pernah atau sering melakukan kesalahan dan nggak bisa melakukan segala sesuatunya dengan sempurna. Kita sebagai manusia hanya bisa melaksanakan apa yang bisa kita kerjakan dengan sebaik-baiknya kemampuan kita. Gimana orang lain menilainya, yang penting kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk berbuat sebaik yang kita bisa. Salah itu biasa, tapi bisa mengakui kesalahan dan bangkit kembali untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama itu luar biasa.

... kenapa gw tiba-tiba jadi kesambet gini.

Figur 1.3 Ilustrasi meratapi hidup

Oke guys, sampe sini dulu kali ya bahasan gw kali ini.

Mudah-mudahan bahasan di blog gw kali ini berguna bagi nusa bangsa, negara, dan agama kita masing-masing ya. Intinya sih ya gw tetep suka genre isekai soalnya rata-rata emang gw suka sama jalan ceritanya, dan ngeliat karakter utama yang OP gile kadang-kadang bikin gw juga ikutan cengar-cengir sendiri. Wkwkwk

Stay healthy, stay foolish guys! Tiar out.


13 Feb 2021

Manusia On-Line

Di zaman pandemi sekarang ini, kita dituntut untuk beraktivitas dengan cara yang baru untuk meminimalisir kontak dengan orang lain dan mencegah penularan virus lebih lanjut.

Bagi beberapa orang menghindari kontak dengan orang banyak merupakan sesuatu yang bisa dibilang agak menyiksa. Yang tadinya sering main keluar sama temen-temennya buat refreshing, hangout bareng, nongkrong bareng, nonton bareng, sekarang harus terpaksa menunda semua aktifitas itu dan mencari cara refreshing alternatif yang bisa dilakukan tanpa keluar rumah. Tapi, buat beberapa orang lainnya menghindari interaksi sosial sudah merupakan jalan ninjanya sedari dulu.
 
Figur 1.1 Ilustrasi orang menghindar
 
Pandemi Covid-19 ini mengubah banyak hal dari hidup orang-orang. Dengan kemajuan teknologi sampai saat ini, sekarang hampir semua hal bisa dilakukan serba online. Gw jadi inget dulu waktu internet lagi booming-boomingnya, Saykoji sampe bikin lagu yang judulnya Online. Nggak cuma itu, doi juga bikin lagu yang judulnya Lagu Gamers dan juga Kaskuser. Mencerminkan banget kehidupan anak-anak muda *cieilah muda* zaman itu, deh, pokoknya! Gara-gara itu juga gw jadi ngefans sama Saykoji dan gw sampe hafal hampir semua lirik lagunya meskipun kalo gw nge-rap jadinya lebih mirip orang setep daripada rapper.
 
Figur 1.2 Ilustrasi orang ngerap
 
Pokoknya pada zamannya dulu, meskipun akses internet belum semudah dan secanggih sekarang dan kebanyakan juga aksesnya cuma bisa di warnet yang gambar billingnya lumba-lumba, orang yang nggak update sama hype internet jaman itu berasa kayak ketinggalan banget. Pagi-pagi baru bangun udah buka komputer yang pertama dibuka langsung browser buat buka macem-macem. Sampe di sekolahan yang dibahas obrolan sama temen juga pasti seputar internet. Ya myspace, friendster, yahoo! Messenger, kaskus, forum lainnya sampe kayaknya sih terakhir tuh facebook deh sebelum akhirnya YouTube dan terjadi booming yang lebih besar seiringan dengan adanya HP Android.

Gw jadi inget kalo gw juga dulu ya sama aja. Wkwk. Tapi mungkin karena gw emang suka banget ngegame dari dulu, jadi selain social media yang gw buka pertama kali ya pasti game online. Ragnarok Online, RF Online, Gunbound, Seal Online, Pangya, Counter-Strike, O2Jam, DotA, dan game online lainnya yang pastinya hampir semua gw jajal sampe sekarang. Wehehe

Ehem. Oke. Lanjut.

Adanya internet ditambah dengan kondisi pandemi ini mengubah cara orang-orang melakukan pekerjaan, gaya hidup, cara rekreasi, termasuk juga dengan cara anak-anak untuk sekolah. Iya gw akui kalo kehidupan gw nggak berubah banyak, sih, soalnya emang dari dulu gw menganut "Isolasi Mandiri" sebagai gaya hidup gw. Tapi ternyata kayaknya nggak bisa begitu dengan sekolahan.

Banyak orang yang akhirnya jadi bekerja dari rumah atau bahasa Ciputatnya "Work From Home (WFH)" dan juga anak sekolah ikutan "School From Home". Idenya keren dan gw setuju banget karena memang ini yang terbaik dilakukan untuk mencegah penularan virus lebih lanjut. Apalagi kalau sampai menginfeksi anak-anak dan guru-guru yang rata-rata usianya sudah tidak muda lagi.

Sampai suatu saat gw ditugaskan untuk mengisi penyuluhan di suatu sekolah negeri via Zoom. Keren sih, karena sekolahnya difasilitasi untuk menggunakan fitur premium yang bisa muat kapasitas participant-nya itu sampe 500 orang. Gw takjub karena gw belom pernah liat ada orang sebanyak itu dengan muka dan ekspresi yang sama di suatu waktu. Tatapan mata kosong, mulut mangap sedikit, pikiran melayang-layang, dan kamera di depan muka persis. Iya. Bengong-bengong cengok gitu. Akhirnya ketakjuban gw sirna pada saat pembukaan acara dimulai.

"Iii...yaaaa... Jaaa... diiii.. see...peeeerrr..tiii... yaaaa... ngggg... saaa... yaaaa... bii... laaang... taaaa.. diii"

Et, dah.
 
"Saaa... yaaaa... uuuu... caaaaa.... pppp... kkaaaaann... seeeee.... laaaa... maaaat... daaaaa... taaaaa...nggg"
 
GAUSAH SELAMAT DATANG UDAH KEBURU PULANG ORANGNYA.
 
Figur 1.3 ilustrasi slow motion
 
Kacau.
 
Kalo mau dibanding-bandingin, Slow-mo guys yang di YouTube kalah pelan kali sama ini. Ujung-ujungnya mukadimah yang udah disampein panjang lebar pun jadi nggak jelas pesannya karena masalah ini. Ckck. Yah, seharusnya ide yang bagus harus dibarengi dengan eksekusi yang bagus pula.

Jangan kayak gini, emang sih udah difasilitasi premium, tapi kalau ternyata bandwidth negara kita nggak sampai ya ujung-ujungnya bikin masalah baru lagi. Percuma dong udah ngeluarin anggaran yang gede banget tapi nyatanya eksekusi di lapangan tidak seindah yang diharapkan. Untuk itu saya sangat  mendukung dilakukannya percepatan internet di Indonesia. Selain untuk menunjang proses pembelajaran juga menunjang proses farming, streaming, dan juga gaming. Hehehe. Ngarep.

Yah, gitu deh pokoknya guys. Tidak dapat dipungkiri lagi kalau zaman sekarang sebuah koneksi internet yang stabil dan cepat udah jadi kebutuhan primer karena, ya, itu dia. Di zaman sekarang semuanya serba online. Kita, seperti yang sudah diprediksi oleh orang-orang pintar di zaman terdahulu, sudah menjadi manusia online.



Iye gw tau postingan yang ini bahasannya ngalor ngidul, judul sama isi nggak sesusai, dan kayaknya emang dipaksain banget. Wkwkwk. Welcome to BaruBelajarMakan folks! xD

7 Feb 2021

Pensieve


Hei guys! 

Gw kembali menulis lagi di blog gw yang tercinta ini, namun entah kenapa kayaknya ke-istiqomah-an gw membuat entry blog ini sangat mudah mendapat ujian dan tentunya gw sangat mudah gagal untuk tetap istiqomah dalam menulis blog. Biasanya.. biasanya, nih ya, biasanya setiap gw mau nulis di blog gw pasti adaaaa aja yang bikin gw nggak jadi nulis di blog. Entah lupa lah, udah nggak mood nulis lah, ada pasien lah, laper lah, nggak punya duit lah, sampe alesan "gw-nggak-perlu-nulis-di-blog-soalnya-kan-nggak-ada-yang-baca-juga-hahahaha" kemudian menangis di pojokan.

Figur 1.1 Melihat tiar kembali ngeblog

Coba liat aja archive blog gw disebelah sono, noh. Entry terakhir gw tahun 2016. 2016 bro! DUA-RIBU-ENAM-BELAS! Gile. 5 taun gw nggak pernah aktif lagi nulis blog dan tiba-tiba gw kangen buat nulis blog. Jadilah saat ini gw mengetik sebuah pemikiran yang udah lama ada di kepala gw, yang inspirasinya gw dapet ketika berada di kamar mandi tentunya, dan berbekal segala pengalaman yang udah gw dapet dan untungnya gw belom lupa.

Oke, di postingan kali ini gw mau ngomongin soal Pensieve.

Bukan, gw bukan lagi ngomongin acara anak SMP atau SMA yang suka ngundang-ngundang band ke sekolah terus konser-konser yang biasanya diadakan di akhir acara class-meeting itu. Kalo itu namanya pensi, kalo ini Pensieve. Bukan yang buat nulis juga, kalo itu namanya pensil. Bukan nama jarum juga, itumah pentul. Bukan, bukan itu juga. Pokoknya bukan! Dengerin dulu dah gw mau ngetik.

Et, dah.

Buat yang suka baca atau ngikutin film-filmnya Harry Potter dari itik piyek sampe ke film terakhir yang Harry-nya udah bangkotan, pasti pernah liat baskom di ruangannya Dumbledore yang isinya aer (gw ga tau ya itu aer apaan) terus bisa dicemplungin zat astral berbentuk sehelai rambut (sekali lagi, gw ga tau ya itu rambut apaan) kemudian kita bisa me-replay ingatan yang secara spesifik kita pilih untuk dilihat. Bisa dilihat sama orang lain juga yang masuk ke dalam Pensieve itu. Kalo yang gw ambil dari website Harry Potter Wiki, deskripsi Pensieve kurang lebih sebagai berikut: 

 

 "The Pensieve is a magical object used to review memories. It has the appearance of a shallow stone or metal basin. It is filled with a silvery substance that appears to be a cloudy liquid/gas; the collected memories of people who have siphoned their recollections into it. Memories can then be viewed from a non-participant, third-person point of view."

 

Jadi singkatnya kayak layar tancep tapi ini pake kobokan.

Sebelum gw mulai ngetik postingan ini, beberapa kali gw sempet baca ulang blog gw mulai dari entry yang paling awal sampai entry yang paling akhir dan saat gw ngebaca tulisan demi tulisan gw, gw merasa jadi inget lagi hal-hal yang pernah gw alami di masa gw lagi nulis itu. Apa yang gw rasain, pemikiran gw waktu gw nulis itu, inspirasinya dari mana, hal yang lagi jadi perhatian gw, kapan, dimana gw nulis, dan hal-hal lainnya yang ngalir gitu aja waktu gw baca ulang tulisan di entry blog gw. 

Gw jadi inget kalo waktu itu gw masih goblok... walaupun sekarang juga masih. Gw juga jadi inget kehidupan waktu itu sebatas gw pergi sekolah-belajar-pulang-maen game-makan-tidur-repeat dan nggak ada kekhawatiran hal-hal yang gw khawatirkan sekarang. Gw juga jadi inget lagi temen-temen gw yang dulu sering maen bareng dan sekarang udah hampir nggak ada kontak sama sekali, guru-guru, abang-abang kantin, tukang teh poci, abang becak, sampe kejadian memalukan yang harusnya gw udah lupa sekarang gw inget lagi gara-gara gw baca ulang blog gw. Sekarang kalo gw pikir-pikir... KENAPA GW CERITAIN YAK DI BLOG WKWKWK DETIL BANGET LAGI CERITANYA KOPLAK WKWKWK.

Entah yak, yang gw rasain sewaktu gw masih aktif ngeblog memori gw tentang masa-masa itu terasa sangat vivid dibandingkan dengan masa-masa gw lagi nggak ngeblog. Yaa nggak semua, sih, tapi cuma beberapa terutama yang pernah gw tulis di blog. Jadi setiap gw baca postingan gw di entry tertentu bikin gw mengeluarkan kata-kata seperti "OH IYA YA GW PERNAH KESITU!", "OH IYA YA DULU ADA TEMEN GW NAMANYA SI ITU!", "OH IYA YA DULU GW PERNAH KECEBUR EMPANG GARA-GARA BENGONG WAKTU LAGI JALAN", and so-on, and so-on. Rasanya kayak memori yang pernah gw tumpahin di blog ini jadi gampang banget buat di-recall aja gitu. Terutama masa-masa SMP dan SMA kayaknya yang kayaknya disaat-saat itu gw masih "agak" aktif ngeblognya.

Figur 1.3 Ini cuma contoh

Beda banget sama masa-masa gw kuliah. Sewaktu gw kuliah, waktu kayaknya berjalan begitu cepat dan begitu menyedihkan sampe-sampe nggak ada hal yang gw rasa menarik buat gw tulis di blog gitu, atau memang agak sensitif buat gw tulis di blog. Jadi nggak gw tulis, deh! Padahal, kegiatan gw di Fakultas Kedokteran sebenernya banyak banget yang bisa jadi bahan tulisan gw di blog ini. 

Banyak.

Banget. 

Sayangnya mungkin, selain memang waktu luang gw yang nggak seleluasa waktu gw masih sekolah, gw juga disibukkan dengan hal-hal baru yang harus dapat perhatian penuh dari gw. Akhirnya, 3,5 tahun lulus S.Ked, 2 tahun Co-Ass terus lulus jadi dokter, dan 1 tahun Internship sudah terlewati tanpa pernah gw nyentuh blog gw ini lagi. Wkwk. Sreset-brebet, tau-tau gw udah jadi dokter, udah nikah, udah jadi bapak beranak satu, dan sekarang fokus kehidupan gw udah berubah lagi.

Jadi gw rasa, blog gw ini bisa dibilang bagaikan Pensieve pribadi buat gw. Pengalaman-pengalaman ancur gw yang pernah gw ceritain di blog ini bakal bisa gw baca lagi buat kembali ke masa-masa saat tulisan gw itu pernah dibuat. Mungkin juga bisa gw pake buat introspeksi diri gw, buat mengenang, dan mungkin juga bisa juga diambil hikmahnya satu-dua buat orang-orang yang lagi kebetulan aja gitu nyasar ke blog gw. Yah, kalo Pensieve beneran ada di dunia nyata, mungkin bentuknya seperti ini.

Figur 1.4 Ini bukan Pensieve

Kalo gw ada waktu dan otaknya lagi jalan, mungkin suatu saat gw bakal bercerita tentang pengalaman-pengalaman gw selama kuliah di Fakultas Kedokteran dan khususnya sewaktu lagi Koass, karena banyak banget cerita yang pengen banget gw bikinin Pensieve-nya disini. Biar nanti sewaktu-waktu mungkin gw bisa baca ulang ketika gw lagi down atau bisa jadi hiburan buat anak-anak gw nanti. Iya, hiburan. Wakakaka

Alrighty then guys, gw ada pasien lagi kayaknya nih.

Stay safe, keep healthy! And i'll see ya on the next post! :) 

Btw, tolong lupakan yang tentang kecebur empang itu ya. Makasih.