17 Jul 2016

2 Sides of the Same Coin



Fig 1. Cupcake Introvert
Sejujurnya gw bukanlah seorang manusia yang gampang bersosialisasi dengan orang lain.

Mungkin orang-orang jaman sekarang lebih kenal dengan istilah Introvert, yang kalau gw artikan sendiri adalah seseorang yang lebih nyaman untuk melakukan hubungan intrapersonal dibandingkan dengan interpersonal. Bukan berarti mereka adalah seorang yang antisosial, bukan. Melainkan mereka hanya lebih menyenangi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesunyian dan kedamaian dibandingkan sebuah pesta gerlap-gempita yang isinya beribu-ribu orang banyak yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Eh, bener nggak ya “gerlap-gempita”? ._.)

Perjalanan di blog gw ini udah cukup lama juga ternyata yep. Setelah gw membuka-buka lembaran demi lembaran, disusul dengan suara hati yang mengatakan “kok gw nggak ngarti ye sama tulisan gw sendiri”, dan gw melihat perubahan-perubahan diri gw dari tulisan-tulisan yang gw buat sendiri. Yaa, meskipun gw juga banyak hiatusnya. Huahaha..

Kalau gw hitung, gw mulai nulis blog ini mulai dari kelas 1 SMP atau kelas 7, dan sekarang gw udah berada di tahun ketiga di bangku sebuah universitas negeri di kota gw dan gw dulu pernah bercita-cita menjadi seorang programmer di post yang ini.. tapi sekarang ternyata nasib gw adalah kecemplung di fakultas kedokteran. Gw banting setir bak abang-abang angkot yang lagi ngejar setoran. Well, life really is stranger than ever. Dan yeep, kalau memang kita ingin menjadi seorang dokter yang baik otomatis mau bagaimanapun kita harus bisa berinteraksi dengan orang lain dengan baik, ye kan? Balik lagi tentang hal yang gw omongin di paragraf ke-1 (emang tadi lagi ngomongin apa yar?). Seorang dosen gw pernah bilang kurang-lebih begindang:

Kalian ini kan manusia, cobalah sekali-sekali ngobrol dengan orang asing di pinggir jalan, atau sekedar berinteraksi dengan orang lain, atau dengan orang yang kalian kenal, deh. Itu akan meningkatkan kualitas komunikasi kalian, jangan sampai kalian tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Memang dalam berinteraksi dengan orang lain itu tidak selamanya menyenangkan, bisa saja setelah kalian berinteraksi malah ujungnya tidak menyenangkan. Tapi yaa, namanya juga hidup. Tidak semuanya hasilnya akan seperti yang kalian inginkan

Fig 2. Berbicara dengan orang tidak dikenal

Beliau memang salah satu dosen yang sudah senior dan bisa dibilang sepuh dan ilmu beliau sudah tidak diragukan lagi memang sangat banyak. Salah satu yang gw senangi dari kuliah beliau adalah itu, tadi, yang diatas, lagi ngajar fisiologi tiba-tiba kita disuguhkan dengan pelajaran mengenai kehidupan. Kan keyen.

Okeh, lanjut.

Jadi sebenernya kita mau ngomongin apa di postingan kali ini? Well, jadi gw agak sering terngiang dengan perkataan dosen gw tadi itu, dan di kehidupan ini semua pasti tidak akan selalu berjalan sebagaimana mestinya, sebagaimana yang kita harapkan, atau yang seharusnya kita inginkan. Setiap keputusan yang kita ambil dalam hidup ini pasti akan menghasilkan 2 outcome: sesuai atau tidak sesuai; baik atau buruk; asik atau nggak asik; cucok atau cuco’ banget boo’ iih. Ya.. pokoknya begitu, kalian pasti sudah mengerti. Seperti yang tadi dosen gw katakan, berinteraksi: hasilnya bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan. Jadi, akan selalu ada 2 sisi untuk suatu hal yang terjadi di hidup ini.


*pembaca di kejauhan: ‘e bujug yar, bahasannya berat amet hari ini ._.’*


2 Sides of the Same Coin.

Artinya kalo parkir bayar Rp2000. Eh, bukan. Maksudnya, seperti koin pasti ada 2 sisi. Ada sisi Rp500an, ada sisi garuda. Kalo pake koin seceng-an, ada sisi Rp1000an ada sisi garudanya juga. Kalo pake duit kertas ceban-an, ada sisi pangeran antarasinya dan ada sisi gambarnya (gw lupa gambar apa). Yah.. pokoknya kayak gitu yak.

Di setiap kejadian di kehidupan ini, pasti akan ada 2 sisi yang berbeda tergantung dari mana kita melihat kejadian itu. Begitu pula dengan masalah, masalah itu bisa menjadi sebuah masalah yang besar atau kecil, tergantung bagaimana/ darimana kita melihat masalah tersebut.

Sebagai contoh pertama, misalkan seorang anak yang akan pergi ke luar negeri karena tugas dari kampus/universitasnya atau karena mendapatkan beasiswa. Di satu sisi, melihat dari sudut pandang anak tersebut pasti anak tersebut merasa gembira dan terus menghitung hari karena tidak sabar untuk berangkat. Mendapatkan pengalaman yang baru yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, melihat dunia lebih luas lagi dari matanya. Sementara dari sisi yang lain, melihat dari sudut pandang keluarganya, orangtua yang menyayanginya pasti juga akan terus menghitung hari, tetapi bukan karena tidak sabar, melainkan menghitung hari berapa lama lagi anaknya akan berangkat dan meninggalkan mereka. Yah, bukan untuk selamanya pastinya, tetapi rasa kesepian itu pasti akan ada, kan? Dan dalam hati mereka akan bilang dengan lirih “aq gpp”.

Fig 3. "Aq gpp" in Javanese
Contoh kedua, misalkan game yang lagi booming di seluruh dunia yang dimainkan oleh seluruh kalangan usia! Pokemon™ Go! Iyak, karena gw juga sebenernya ketagihan maen Pokemon Go, sampe-sampe sekarang kerjaan gw maen diluar rumah maen sepedah dan muter-muter Cuma buat nyari pokemon. Itu bagus bukan!? Belum tentu! Kembali lagi, semuanya pasti memiliki 2 sisi yang berbeda. Di satu sisi, banyak berita-berita yang positif mengenai Pokemon Go itu, antara lain banyak orang-orang terutama anak-anak remaja zaman sekarang yang kerjaannya duduk di depan komputer main game seharian, iya, gw contohnya, jadi keluar rumah dan bersosialisasi dengan orang yang tidak dikenal dan juga bersosialisasi dengan alam. Iya, alam. Bukan, bukan yang nyanyi dangdut. Dan banyak juga kisah-kisah yang heartwarming mengenai interaksi-interaksi pemain Pokemon Go di seluruh dunia. Coba cari di gugel deh.

Fig 4. semua gara-gara Pikachu
Tetapi juga ada berita-berita negatif yang muncul mengenai Pokemon Go, contohnya kecelakaan beruntun karena mau menangkap pikachu, seseorang nyemplung ke jurang karena mau menangkap pikachu, seseorang tertabrak tiang listrik karena berjalan melihat hape, dan lain-lain dan kawan-kawannya. ..sebenernya kalau gw liat sih, ini semua gara-gara pikachu (?).. ._.) dan sampai-sampai muncul berita bahwa Pokemon Go itu berbahaya dan mau di block di Indonesia katanya. Cius miapah? Pokemon Go di Block? Tapi sinetron-sinetron alay itu nggak diurusin dan malah tambah banyak? *kzl*

Yah, intinya terlepas dari itu semua. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada 2 sisi, tergantung bagaimana kita melihatnya. Perbedaan itu pasti ada dan tidak bisa kita hindarkan. Tergantung, bagaimana kita melihatnya. Apakah hal tersebut berdampak positif atau negatif, itu semua kembali kepada diri kita lagi, bagaimana kita melihatnya, dan apa tujuan dan niat kita sendiri.

~Tiar Teguh - The Laper Ways~

Well then, thanks for reading, guys!
Hari ini bahasannya rada gimanaa gitu yak.. wkwk *tsahh* Gotta catch ‘em all! xD